PEMERINTAH Provinsi (Pemprov)
Jabar menjajaki kereta api Bandung-Cianjur viaterowongan Lampegan dan
situs megalitikum Gunung Pandang, Kab. Cianjur, sebagai jalur wisata. Penjajakan ini dilakukan Wakil Gubenur Jabar, Dede Yusuf bersama Bupati Cianjur, Wawan Sofwan serta undangan lainnya dimulai saat meninjau lokas. Mulai i dari Stasiun Padalarang menuju terowongam Lampegan di Kec. Campaka, Kab. Cianjur, Selasa (23/3). Menurut Wagub, perjalanan kali ini merupakan rintisan atau penjajakan untuk perjalanan wisata sepanjang 59 km. Jika jalur ini mendapat respons masyarakat, katanya, jalur ini akan ditetapkan sebagai jalur wisata kereta api Bandung-Cianjur. "Ke depan mungkin akan menggunakan kereta khusus wisata dengan waktu tempuh lebih dari dua jam," ujarnya. Wagub menyebutkan, Pemprov Jabar mungkin bisa membeli gerbongnya, namun untuk loko-nya harus kerja sama dengan PT KA Indonesia. Intinya, tambahnya, wisata ini untuk menuju situs megalitikum terbesar di ASEAN, yakni situs Gunung Padang. "Ini penting, karena situs ini sudah diliput oleh National Geographic, sedangkan media lokal belum banyak," ujarnya. Sementara KA Daop 2 Bandung, Hendratno Adji menyebutkan, PT KA khususnya Daop 2 Bandung secara umum sudah siap jalur Bandung-Cianjur dijadikan jalur wisata, bergantung adanya permintaan dari pemerintah maupun masyarakat. Menurutnya, jalur ini sangat potensial, namun ada kendala, yakni adanya tanjakan setinggi 36 per milimeter. "Akibatnya kereta atau loko hanya mampu membawa dua gerbong," ujarnya. Selain itu, lanjutnya, di sepanjang jalur Cianjur-Padalarang tidak ada persinyalan untuk kereta. Sehingga hanya ada satu rangkaian kereta, yakni Bandung-Cianjur ini semata-mata untuk keselamatan penumpang. "Dulu persinyalan ada, namun karena hanya ada satu rangkaian kereta persinyalan ditiadakan," ujarnya. Bersejarah Jalur Bandung-Cianjur adalah jalur bersejarah, yakni jalur pertama kali Bandung-Jakarta via terowongan Lampegan di daerah pegunungan Campaka, Cianjur. "Sayang terowongan Lampegan ini beberapa kali longsor, sehingga jalur Bandung-Sukabumi dihentikan hanya sampai Cianjur," katanya. Sedangkan mengenai desain kereta khusus wisata, lanjutnya, bisa dioperasikan oleh pihak swasta. Dikatakan, inves untuk lokomotif sebesar Rp 20 miliar-Rp 25 miliar, sedangkan untuk gerbong Rp 3,5 miliar (non-AC) - Rp 5 miliar (AC). "Pemda pun bisa melakukan kerja sama denga PT KA untuk jalur wisata ini," tambahnya. |
Minggu, 15 Januari 2012
KA Bandung-Cianjur Dijajaki Lagi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar