Kamis, 19 Januari 2012

DPR Tagih Janji Menhub Tuntaskan Jalur Kereta Api Sukabumi – Cianjur

DPR Tagih Janji Menhub Tuntaskan Jalur Kereta Api Sukabumi – Cianjur



KOMPAS: Kementerian Perhubungan diminta untuk menuntaskan perbaikan jalur kereta api Sukabumi – Cianjur serta mempercepat operasionalisasi kembali jalur tersebut untuk melayani transportasi umum masyarakat. Hal itu disampaikan Anggota komisi V DPR RI dari Fraksi PKS, Yudi Widiana Adia usai rapat dengar pendapat dengan jajaran Direktorat Jenderal Perkeretaapian di Gedung DPR RI Jakarta, Rabu (22/9).“Saya catat betul janji Anda untuk kembali mengoperasikan jalur Sukabumi – Cianjur, saya minta realisasinya secepat mungkin,” tegas Yudi di hadapan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Tunjung Derawan.
Lebih lanjut Yudi mengatakan, pengoperasian jalur Sukabumi – Cianjur masih terhambat karena belum tuntasnya perbaikan terowongan Lampegan yang longsor dan menutupi jalur. Terowongan Lampegan runtuh pada 2001 akibat gempa bumi. Sejak itu kereta rute Cianjur Sukabumi tidak pernah beroperasi lagi. Baru pada pertengahan 2009, kementerian Perhubungan bersama Pemprov Jabar memperbaiki Terowongan Lampegan dan meremajakan rel yang sebagian besar dalam kondisi rusak berat. Namun perbaikan jalur belum tuntas hingga kini, tegas Yudi.
Menurut Yudi, pembukaan jalur Sukabumi – Cianjur akan meningkatkan mobilitas warga Jawa Barat dari arah barat ke timur maupun sebaliknya melalui jalur tengah. Pembukaan jalur kereta Bandung-Cianjur-Sukabumi-Bogor bisa mengurangi kepadatan kendaraan di jalan raya. Sebab, masyarakat yang mengakses daerah-daerah tersebut memiliki opsi lain dalam mementukan moda transportasi untuk bepergian.
Jalur kereta api Sukabumi – Cianjur merupakan bagian dari jalur kereta api pertama dan tertua di Jawa Barat yang dirintis sejak 1884. Jalur ini pada awalnya menghubungkan Kota Bandung-Cianjur-Sukabumi-Bogor-Jakarta. Namun, praktis saat ini jalur tersebut hanya melayani rute Bandung-Cianjur, dan Sukabumi – Bogor dan itupun hanya dua kali sehari dengan kereta api kelas ekonomi.
“Selama ini kereta dari Bandung hanya sampai di Cianjur. Kalau terowongan Lampegan sudah berfungsi lagi, kereta barang maupun penumpang yang tiba di Cianjur bisa melanjutkan perjalanan ke Sukabumi,” kata Yudi.
Lebih jauh Yudi mengatakan, Jalur Bogor – Sukabumi – Cianjur – Bandung sebetulnya bisa dikembangkan tidak hanya untuk angkutan publik semata. Namun juga bisa dikembangkan menjadi jalur wisata kereta api. Wisata kereta api di Indonesia memang belum sepopuler di negara lain. Saat ini kereta api hanya lebih sebagai alat transportasi untuk mencapai tempat tujuan. Kereta api belum menjadi bagian dari pengalaman berwisata.
Padahal, jika ditelaah lebih jauh, banyak potensi yang dapat digali. Rute-rute lama yang bernilai historis maupun yang memiliki pemandangan dengan objek dan kegiatan yang menarik, sangat potensial sebagai daya tarik wisata. Jalur wisata menggunakan angkutan kereta api  sebetulnya sudah mulai dikembangkan juga. Wisata kereta api yang sudah dikenal adalah wisata kereta api di Ambarawa. Beberapa daerah lain di Indonesia juga mulai mengembangkan wisata kereta api ini, seperti di Sumatera Barat. Salah satu jalur wisata kereta api yang layak dikembangkan di Jawa Barat adalah jalur Bogor – Sukabumi – Cianjur – Bandung.

Wisata Sejarah Stasiun dan Terowongan Lampegan Cianjur

Wisata Sejarah Stasiun dan Terowongan Lampegan Cianjur

RETNO HY/"PRLM"
RETNO HY/"PRLM"
Terowongan Lampegan yang dibangun tahun 1879 hingga 1882, saat ini masuk kawasan Cagar Budaya yang menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan karena nilai historis serta suasana masa lalu yang masih...
MELAKUKAN perjalanan wisata sejarah saat ini tengah begitu diminati. Bukan hanya dikalangan orang tua yang melakukannya untuk bernostalgia, tetapi juga di kalangan komunitas anak-anak muda dan remaja. Kabupaten Cinajur, dalam satu tahun belakangan ini menjadi daerah favorit untuk tujuan wisata sejarah. Hal ini seiring dengan kembali beroperasinya kereta api ekonomi Argo Peuyeum jurusan Bandung-Cianjur. Trayek kereta api yang sebelumnya berangkat dari stasiun Ciroyom (Bandung) dan Lampegan (Cianjur), kini hanya dimulai dari Stasiun Padalarang (Bandung Barat) sampai Stasiun Cikidang (Cianjur).
Pascaperistiwa tanah longsor di dua belas titik jalur Argo Peuyeum yang sebelumnya menyinggahi stasiun kecil, Cibeureum dan Cimahi. Kini perjalanan kereta Argo Peuyem yang terdiri dari dua gerbong dengan ongkos Rp 1.500, dimulai dari Padalarang, melewati stasiun Tagog Apu, Cipatat, Rajamandala, Ciranjang, Cipeuyeum, Selajambe, Cilaku dan berakhir di Stasiun Cikondang Cianjur (Kota).
Ada banyak pilihan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata sejarah di Kota Tauco ini. Namun perjalanan wisata yang paling banyak dilakukan komunitas wisata selain menikmati perjalan kereta Argo Peuyeum, juga menikmati suasana pemandangan perkampungan yang dilalui, serta yang utama mengunjungi Stasiun dan Terowongan Lampegan di Desa Cibokor, Kec. Cibeber, Kab.Cianjur, dan bila masih panjang waktunya, perjalanan bisa diteruskan ke Situs Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kab.Cianjur.
“Stasiun Lampegan dan Terowongan Lampegan yang dibangun tahun 1879 hingga 1882 saat ini masuk kawasan Cagar Budaya. Pasca rangkaian peristiwa longsor tahun 2001 dan terakhir pada tahun 2006, kondisi terowongan (Lampegan) saat ini sudah diperbaiki, namun belum dilalui kereta api,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Cianjur Himam Haris, saat mendampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Herdiwan Iing Suranta, beserta jajaran Sub Bidang Kepariwisataan, belum lama ini.
Stasiun Lampegan dan Terowongan Lampegan menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan karena nilai historis serta suasana masa lalu yang masih terasa. Bangunan stasiun, rumah kepala stasiun serta terowongan Lampegan masih seperti saat pertamakali dibangun. Hanya warna catnya yang masih baru karena direnovasi tahun 2009 lalu, karena rencananya November 2010 lalu akan kembali dioperasikan, namun urung dilaksanakan.
Terowongan Lampegan sepanjang 686 meter merupakan salah satu terowongan jalan kereta api tertua yang pernah dibangun pemerintah Hindia Belanda di Indonesia. Terowongan Lampegan dibangun perusahaan kereta api SS (Staats Spoorwegen) pada periode 1879 hingga 1882 untuk mendukung jalur kereta api Jakarta-Bogor, Bogor-Sukabumi dan Sukabumi-Bandung melalui Cianjur. Namun karena peristiwa gempa bumi yang mengakibatkan tanah longsor kini panjang Terowongan Lampegan sekira 415 meter.
Menurut Kurnadi (64) salah seorang penduduk setempat, nama terowongan berasal dari bahasa percakapan orang Belanda ketika kereta api memasuki terowongan. "Setiapkali ada kereta yang akan masuk ke dalam terowongan, baik dari arah Cianjur maupun Sukabumi, kondektur spur selalu meneriakan ‘steek Lampen aan!’ yang berarti nyalakan lampu, dan ditelingan kita (orang Sunda) terdengan seperti kata lampegan,” ujar Kurnadi.
Selain suasana esotik masa lalu yang dihadirkan Stasiun dan Terowongan Lampegan, juga cerita heroik pembangunan terowongan di perut Gunung Kancana dengan cara diledakan. “Saat itu, pekerjaan membuat terowongan yang dilakukan para orang tua dan pemuda menjadi tontonan, apalagi saat diledakan bom (dinamit) untuk mempercepat pengerjaan,” ujar Kurnadi.
Tidak kalah menariknya adalah cerita mistik Nyi Ronggeng Sadea. Cerita raibnya Nyi Ronggeng Sadea secara turun menurun hingga kini terus berkembang dimasyarakat sekitar Kamp Lampegan, Desa Cibokor Kec. Cibeber, Cianjur.
Diceritakan pada tahun 1882 Terowongan Lampegan selesai dibangun, untuk menghibur pejabat Belanda dan menak-menak Priangan, diundang Nyi Sadea, seorang ronggeng terkenal waktu itu. Usai pertunjukan, menjelang dinihari Nyi Sadea diantar pulang oleh seorang pria melalui terowongan yang baru diresmikan. Sejak itu Nyi Sadea hilang dan tidak diketahui keberadaannya. (Retno HY/”PRLM”)***

Menikmati Cianjur Bersama Wagub Jabar

Menikmati Cianjur Bersama Wagub Jabar

Secara operasional KA, Cianjur adalah lintas yang sepi yang hanya disinggahi satu kereta api dan itu pun kadang-kadang terhenti karena keterbatasan sarana yang ada. Namun demikian, kereta yang hanya satu-satunya itu banyak menyulam harapan warga masyarakat di lintasan kereta api tertua di Bandung itu (dibangun tahun 1884). Jalur yang elok dengan pemandangan khas Parahyangan itu rupanya menyihir pula Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf ketika mengikuti gelaran one day tour yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Cianjur yang bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung, Selasa (29/3). Di dalam kereta Cianjuran (Argo Peuyeum), Dede Yusuf yang didampingi Vice President Daop 2, Hendy Hendratno Adji terlihat asik berbincang dengan masyarakat dan bahkan sesekali ia turun untuk menyapa warga yang telah menunggunya di sepanjang lintasan tersebut. Menurut Wagub, potensial pengembangan pariwisata menggunakan kereta api sangat bagus, bahkan secara terus terang ia sampaikan hal ini ia sampaikan langsung kepada VP Daop 2. Potensi wisata yang dilewati jalur kereta dan layak dikembangkan serta dihidupkan lagi adalah jalur Banjar – Pangandaran.
Terowongan Lampegan : VP Daop 2 Bandung, Hendy Hendratno Adji sedang memberikan penjelasan mengenai kondisi terkini terowongan Lampegan kepada Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf dalam Acara One Day Tour yang menggunakan kereta api dari Padalarang menuju Cianjur – Lampegan, Selasa (29/3).
Perjalanan sepanjang 60 kilometer lebih dan melewati sekitar 10 stasiun, berakhir di stasiun Lampegan. Di stasiun ini, rombongan Wakil Gubernur didampingi VP Daop 2 meninnjau langsung terowongan Lampegan. Terowongan yang dibangun tahun tahun 1879 – 1882 menyimpan berbagai cerita dan juga merupakan salah satu cagar budaya. Meskipun sudah selesai diperbaiki, sampai saat ini jalur yang melintas antara Cianjur – Sukabumi dan melalui terowongan Lampegan belum diaktifkan kembali. Selesai meninjau terowongan dengan panjang 415 meter ini, rombongan Wagub langsung menuju salah satu situs batu megalitikum terbesar di Asia yaitu di Gunung Padang. (humaska)

Rabu, 18 Januari 2012

SARANA KERETA API

Salah satu keunikan dari kereta api adalah terpisahnya unit penggerak kereta api dan peralatan pengangkut yang dipergunakan. Pemisahan ini mengakibatkan kereta api memiliki kelebihan yaitu peralatan pengangkut dapat dirangkaikan dan dilepas sesuai kebutuhan. Jika karena suatu hal unit penggerak harus diganti maka dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus mengganggu peralatan pengangkutan.
Unit penggerak biasanya disebut lokomotif. Lokomotif yang pernah dioperasikan di Indonesia, antara lain Lokomotif Uap, Lokomotif Listrik dan Lokomotif Diesel. Peralatan pengangkut disebut kereta untuk angkutan penumpang dan gerbong untuk angkutan barang. Selain lokomotif, kereta dan gerbong masih terdapat unit peralatan lain yang dapat bergerak di atas jalan rel, yaitu Railway-Crane, Lori Inspeksi, Lori Kerja dan Peralatan Pemeliharaan Jalan Rel.
Sarana yang masuk dalam aset cagar budaya antara lain:
Ikon Sarana Deskripsi Jenis
loko_uap_icon Lokomotif Uap Lokomotif uap adalah kendaraan rel yang dapat bergerak sendiri dengan penggerak mesin uap yang dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu bara atau minyak bakar. Lokomotif uap pertama di Indonesia mulai beroperasi pada tahun 1867 seiring dengan pembukaan jalur kereta api yang pertama dari stasiun Samarang ke Tanggung sepanjang 26 km. Lokomotif uap tersebut bernomor seri NIS 1 dan NIS 2 buatan pabrik Borsig di Jerman. Selanjutnya berbagai jenis lokomotif mulai didatangkan dari Eropa dan Amerika. Lokomotif-lokomotif tersebut memiliki daya sampai 1850 HP (horse power), misalnya lokomotif uap terbesar di Indonesia yaitu DD52. Mulai tahun 1953, lokomotif diesel mulai datang dan selanjutnya menggantikan lokomotif uap. Baru sekitar tahun 1980, lokomotif uap tidak dioperasionalkan lagi kecuali untuk kereta wisata. B12, B13, B16, B17, B20, B22, B23, B25, B27, B50, B51, B52, BB10BB84C11, C12, C14, C15, C16, C17, C18, C19, C20, C21, C23, C24, C25, C26, C27, C28, C29, C30, C33, C51, C53, C54, CC50, D10, D11, D14, D15, D50, D51, D52E10, F10, TC10, TD10, DSM 22, DSM 28, DSM 38, DSM 48, DSM 55, NIS 107, SS 200T / SS 300T
loko_diesel_icon Lokomotif Diesel Lokomotif diesel adalah kendaraan rel yang dapat bergerak sendiri dengan motor diesel sebagai sumber tenaga dan berfungsi untuk menarik rangkaian kereta atau gerbong. Lokomotif diesel pertama di Indonesia mulai beroperasi pada tahun 1953 yaitu lokomotif CC200 Bima Kunting (B100, B201), BB200, BB201, BB300, BB301, BB305, C300, CC200, D300, D301
loko_listrik_icon Lokomotif Listrik Lokomotif listrik tidak dapat menghasilkan listrik sendiri untuk menggerakkan motor (untuk menggerakkan roda lokomotif) namun listriknya diperoleh dari kabel transmisi di atas jalur kereta api. Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada jalur yang tersedia jaringan transmisi listrik penyuplai tenaga. Lokomotif listrik mulai dioperasikan pada tahun 1925 sejak adanya jaringan listrik yang pertama kali dari stasiun Tanjung Priuk sampai ke stasiun Jatinegara ESS3201
kereta_penumpang_icon Kereta
Kereta adalah kendaraan yg seluruhnya atau sebagiannya dipergunakan untuk mengangkut penumpang, bagasi atau kiriman pos. Terdapat sejumlah 22 kereta tua dari hasil inventarisasi dan pendataan. Selain itu, terdapat Kereta Djoko Kendil (mulai dinas tahun 1938) yang dapat disewa oleh masyarakat umum untuk kereta wisata.
MCDW 300, CR, AR
gerbong_icon Gerbong
Gerbong adalah kendaraan yg khusus dipergunakan untuk mengangkut barang atau binatang. Terdapat sejumlah 7 gerbong tua dari hasil inventarisasi dan pendataan.
GR, PR, YR, KR, ZR
crane_icon Crane
crane adalah alat penderek atau alat pengungkit untuk memindahkan barang besar dan berat dalam satu lokasi. Crane merupakan peralatan pendukung di dipo lokomotif atau dipo kereta dan lebih sering dipergunakan untuk mengangkat lokomotif, kereta atau gerbong yang anjlog (derailment) atau terguling saat beroperasi sehingga mengganggu perjalanan kereta api yang lain
FIGEE, UH-995

10 TROWONGAN TERPANJANG DI INDONESIA

Home » Menarik » 10 Terowongan Kereta Api Terpanjang di Indonesia

10 Terowongan Kereta Api Terpanjang di Indonesia

Trowongan kereta api di indonesia ada bnayak sekali, nah berikut ini palingseru mengulas 10 trowongan kereta api yang paling panjang di indonesia trowongan apa aja itu dimana letaknya simak tulisan berikut.
10. Terowongan Gunung Gajah (368 m)
Termasuk dalam wilayah DAOP III Sumsel dan terletak antara stasiun Lahat dan stasiun BUnga mas, panjang terowongan ini sekitar 368 m.

9. Terowongan Tebing Tinggi (424 m)
Terowongan ini terletak di Talang Banyu Desa Tanjung Kupang, Kecamatan Tebing Tinggi, Sumetara Selatan. Terowongan yang masih aktif ini memiliki panjang sekitar 424 m.
8. Terowongan Ijo (580 m)
Terletak di di Rowokele, Kebumen. Terowongan ini dibangun di jaman Belanda pada 1885-1886, dengan sistem kerja paksa terowongan ini sudah menelan banyak jiwa. Memiliki panjang sekitar 580 m.
7. Terowongan Kupitan (600 m)
Berada di wilayah DAOP II Sumbar antara Muarakalaban dan Padang Sibusuak, Terowongan ini memiliki panjang kurang lebih 600 m.
6. Terowongan Lampegan (687 m)
Terowongan ini terletak di Kec. Cibeber, perbatasan Kab. Cianjur dan Kab. Sukabumi. Pada tanggal 8 Februari 2001, terowongan ini runtuh, namun saat ini terowongan yang memiliki panjang sekitar 687 m ini telah direnovasi.
5. Terowongan Mrawan (690 m)
Terletak disebelah Barat Stasiun Mrawan, Kalibaru, Banyuwangi. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 690 m dan dibangun pada tahun 1901.

4. Terowongan Eka Bakti Karya (760 m)
Terowongan ini terletak di Sumberpucung, malang. Lima kilometer setelah stasiun Sumberpucung. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 760 m dan juga terdapat terowongan Dwi Bhakti Karya dengan panjang 400 m. Disebelah terowongan ini terdapat Bendungan Ir. Sutami.

3. Terowongan Sawahlunto (835 m)
Terowongan Sawahlunto terletak di antara stasiun Muara Kalaban dan Sawahlunto, Sumatera Barat. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 827 m dikenal juga dengan sebutan Lubang Kalam.
2. Terowongan Sasaksaat (949 m)
Terowongan Sasaksaat merupakan terowongan jalur kereta api yang dibangun oleh SS (Staatsspoorwagen) antara tahun 1902-1903. Bangunan Hikmat 503 ini berada di jalur antara Purwakarta dan Padalarang di Km 143 + 144 antara Stasiun Sasaksaat dan Stasiun Maswati, membelah perbukita Cidepong di Kampung Sasaksaat Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Didalam terowongan sepanjang 949 m ini terdapat 35 sleko terdiri dari 17 kiri dan 18 kanan dari arah Stasiun Sasaksaat. Terowongan yang terletak di Daerah Operasi II Bandung merupakan terowongan kereta api yang padat lalu lintas, setiap harinya ada 44 Kereta api yang melintas secara reguler. Jalur yang lengkung ketika akan memasuki terowongan baik dari arah Stasiun Sasaksaat dan stasiun Maswati maka jalan relnya diberi rel paksa (gongsol). Banyaknya kereta api yang melintas memerlukan penjagaan khusus di terowongan sehingga di kedua ujung terowongan terdapat gardu jaga untuk JPTw (Juru Periksa Terowongan).
1. Terowongan Wilhelmina/Terowongan Sumber (1208 m)
Terowongan Wilhelmina yang di bangun pada zaman penjajahan Belanda dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 1921. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 1208 m. terowongan kereta api yang dulu menghubungkan Banjar-Cijulang, kini keberadaanya sungguh memprihatinkan, dengan rel yang hilang dan muka terowongan yang tak terurus, di rambati akar-akar tanaman semak belukar, semakin menghilangkan pamor dari sejarah maupun aset wisata dari terowongan terpanjang di Indonesia ini.

ASET KERETA API

Peninggalan-peninggalan masa lalu secara tertulis atau tersurat bisa dikatakan menjadi arsip tua. Buku-buku atau surat-surat administrasi lama dan langka perlu langkah konservasi. Tulisan sejarah kereta api dapat ditelusuri dari kesediaanya arsip-arsip ini. Disamping untuk fungsi pendidikan, arsip tua ini dapat digunakan sebagai wisata arsip.
PT Kereta Api Indonesia (Persero), mempunyai arsip-arsip tua yang sangat penting untuk ditata kembali. Untuk itu PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah berusaha menyusun kembali sesuai tata cara umum, yakni didata melalui masa ke masa kejadian supaya mudah dalam pembelajaran.
Kategori Deskripsi Peralatan Terkait
Peta Tua Peta Tua Jalur Kereta Api di Sumatra, Jawa dan Sulawesi  
Stempel Tanggal Tiket
Alat ini digunakan untuk memberi cap/stempel tanggal ke tiket kereta api saat stasiun mengeluarkan tiket tersebut. Alat cap/stempel ini biasanya berada di loket stasiun. Alat ini sudah jarang digunakan karena biasanya sudah diganti alat stempel tanggal yang lebih portable.
Lampu lokomotif uap
Sumber energi untuk lampu lokomotif uap ini berasal dari pembangkit listrik yang menggunakan mini generator. Mini generator ini diputar oleh mini steam turbin yang mendapat supply uap dari tangki uap yang tugas utamanya sebagai pendorong piston pemutar roda.
Mesin Cetak Tiket
Mesin Edmonson ini digunakan untuk mencetak tiket kereta api yang terbuat dari karton yang berukuran sekitar 6 cm X 3 cm. Mesin ini sudah jarang digunakan karena pencetakan tiket sudah menggunakan sistem komputerisasi.
Handle Sinyal
Handle sinyal ini digunakan untuk sistem persinyalan  Simenes & Halske manual
Handle Sinyal
Handle sinyal ini digunakan untuk sistem persinyalan Simenes & Halske semi otomatis
Genta
Genta stasiun digunakan untuk memberi tanda kepada petugas di stasiun mengenai kedatangan / keberangkatan kereta api di stasiun tersebut.
Genta
Genta PJL (Petugas Jaga Lintasan) digunakan untuk memberi tanda kepada petugas PJL di pos PJL bahwa tidak lama lagi akan ada kereta api yang melintas sehingga PJL wajib segera penutup pintu perlintasan. Posisi Genta PJL berada di dekat pos PJL.
Jam antik
Jam stasiun ini biasanya menggunakan tenaga gabungan antara mekanik dan listrik, yang mana tenaga mekanik hanya digunakan saat listrik padam.
Corong Air
Alat ini digunakan untuk mengalirkan air dari menara air dan sumur ke lokomotif uap.
Jembatan timbang
Jembatan timbang digunakan untuk menghitung berat total seluruh kereta / gerbong dalam rangkaian kereta. Mesin timbangan berada di dalam gardu timbang, namun saat ini sudah banyak gardu timbang yang dibongkar sehingga mesin timbangan tidak terlindungi dari panas/hujan.

JADWAL KA DARI JOGJA

Jadwal Kereta Api


Jadwal Kereta Api Hari Ini

Nama
Kereta
Dari Tujuan Jam*
WIB
KA Argo Lawu Solo Jakarta 08.55
KA Argo Lawu Jakarta Solo 03.42
KA Argo Dwipangga Solo Jakarta 20.55
KA Argo Dwipangga Jakarta Solo 15.15
KA Taksaka Pagi Yogyakarta Jakarta 10.00
KA Prameks XXVIII Kutoarjo Yogyakarta 06.33
KA Taksaka Pagi Jakarta Yogyakarta 16.28
KA Prameks XXVI Kutoarjo Yogyakarta 09.29
KA Prameks XXVII Kutoarjo Yogyakarta 16.09
KA Prameks I Solo Yogyakarta 06.40
KA Taksaka Malam Yogyakarta Jakarta 20.00
KA Prameks XXII Yogyakarta Kutoarjo 06.45
KA Prameks XXIII Yogyakarta Kutoarjo 13.45
KA Prameks XXIV Yogyakarta Kutoarjo 16.25
KA Prameks XXV Kutoarjo Yogyakarta 06.33
KA Taksaka Malam Jakarta Yogyakarta 04.30
KA Prameks XXI Yogyakarta Kutoarjo 04.20
KA Prameks II Yogyakarta Solo 05.35
KA Fajar Utama Yogya Yogyakarta Jakarta 08.00
KA Senja Utama Yogya Yogyakarta Jakarta 18.30
KA Senja Utama Solo Solo Jakarta 19.00
KA Bima Solo Jakarta 22.10
KA Gajayana Malang Yogyakarta 23.45
KA Argo Wilis Surabaya Bandung 12.12
KA Lodaya Malam Solo Bandung 21.27
KA Mutiara Selatan Surabaya Bandung 21.50
KA Turangga Surabaya Bandung 23.02
KA Sancaka Pagi Yogyakarta Surabaya 07.15
KA Argo Wilis Bandung Surabaya 14.08
KA Sancaka Sore Yogyakarta Surabaya 16.00
KA Jayabaya Selatan Jakarta Surabaya 23.16
KA Gajayana Jakarta Malang 01.30
KA Mutiara Selatan Bandung Surabaya 01.13
KA Bima Jakarta Surabaya 00.47
KA Turangga Bandung Surabaya 02.35
KA Senja Utama Solo Jakarta Solo 05.17
KA Senja Utama Solo Yogyakarta Solo 04.17
KA Lodaya Pagi Bandung Solo 15.45
KA Prameks III Solo Yogyakarta 07.55
KA Prameks IV Yogyakarta Solo 06.55
KA Prameks V Solo Yogyakarta 09.45
KA Prameks VI Yogyakarta Solo 08.30
KA Prameks VII Solo Yogyakarta 11.00
KA Senja Utama Yogya Jakarta Yogyakarta 04.46
KA Sancaka Pagi Surabaya Yogyakarta 13.05
KA Fajar Utama Yogya Jakarta Yogyakarta 14.00
KA Sancaka Sore Surabaya Yogyakarta 21.11
KA Prameks VIII Yogyakarta Solo 10.05
KA Prameks IX Solo Yogyakarta 13.03
KA Prameks X Yogyakarta Solo 11.15
KA Prameks XI Solo Yogyakarta 13.45
KA Prameks XII Yogyakarta Solo 13.15
KA Logawa Jember Purwokerto 15.21
KA Progo Yogyakarta Jakarta 16.45
KA Bengawan Solo Jakarta 18.22
KA Gaya Baru Malam Surabaya Jakarta 20.06
KA Pasundan Surabaya Bandung 12.15
KA Kahuripan Kediri Bandung 22.08
KA Kahuripan Yogyakarta Kediri 06.05
KA Sri Tanjung Yogyakarta Banyuwangi 08.00
KA Logawa Purwokerto Jember 09.10
KA Pasundan Bandung Surabaya 14.24
KA Gaya Baru Malam Jakarta Surabaya 21.44
KA Bengawan Jakarta Solo 05.30
KA Sri Tanjung Banyuwangi Yogyakarta 19.57
KA Prameks XIII Solo Yogyakarta 15.45
KA Prameks XIV Yogyakarta Solo 14.30
KA Lodaya Pagi Solo Bandung 09.23
KA Prameks XV Solo Yogyakarta 17.15
KA Prameks XVI Yogyakarta Solo 16.05
KA Prameks XVII Solo Yogyakarta 18.41
KA Prameks XVIII Yogyakarta Solo 17.30
KA Prameks XIX Solo Yogyakarta 19.45
KA Prameks XX Yogyakarta Solo 18.45
KA Joglosemar 5 Semarang Yogyakarta 08.11
KA Joglosemar 6 Semarang Yogyakarta 12.24
KA Joglosemar 7 Semarang Yogyakarta 16.10
KA Joglosemar 8 Semarang Yogyakarta 20.19
KA Joglosemar 1 Yogyakarta Semarang 05.00
KA Joglosemar 2 Yogyakarta Semarang 08.50
KA Joglosemar 3 Yogyakarta Semarang 13.00
KA Joglosemar 4 Yogyakarta Semarang 16.40
KA Sritanjung Yogyakarta Surabaya 07.30
KA Sritanjung Yogyakarta Jember 07.30
KA Sritanjung Yogyakarta Banyuwangi 07.30
Madiun Jaya Pagi Yogyakarta Solo 08.51
KA Banyubiru Joglosemar Yogyakarta Semarang 15.01
*. Jam keberangkatan/kedatangan di Jogja